KEPALA MAN 1 GRESIK SAMPAIKAN SOSIALISASI

SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN SECARA VIRTUAL

 

 

Kamis, 17 Juni 2021. Sebagai bentuk tindak lanjut dari pengembangan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Kepala MAN 1 Gresik Hj. Masfufah, M.Pd diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi modul SSK dalam acara sosialisai program Sekolah Siaga Kependudukan kepada  SMAN 1 Menganti, SMAN 1 Kedamean, SMAN 1 Cerme, SMAN 1 Kebomas, SMAN 1 Manyar, SMAN 1 Driyorejo, SMAN 1 Wringinanom, dan SMAN 1 Sidayu.

Acara yang dilaksanakan secara virtual zoom meeting tersebut dimulai sejak pukul 08.00 WIb. Kepala MAN 1 Gresik, Hj. Masfufah, M.Pd menyampaikan banyak hal terkait urgensi SSK sehingga program tersebut merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh lembaga pendidikan. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi

Program SSK yang dicanangkan oleh BKKBN berpijak pada Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini yang digambarkan melalui empat matra kependudukan yaitu pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas penduduk dan tertib administrasi kependudukan  masih jauh dari kondisi ideal. Dari aspek pengendalian kuantitas penduduk, ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari 1,45 % per tahun (1990-2000) menjadi 1,49% per tahun (2000-2010). Angka kelahiran Total (TFR) mengalami stagnasi sebesar 2,6 anak per wanita (SDKI 2002 s.d 2012).

Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (HDI) Indonesia tahun 2016 menempati peringkat 128 dari 187 negara yang di survey. Hasil survei tersebut menempatkan Indonesia pada kelompok negara berkembang peringkat terbawah atau cenderung masuk kelompok negara terbelakang. Dari aspek pengarahan mobilitas penduduk Indonesia, tingkat persebaran penduduk Indonesia juga masih sangat timpang dimana pulau Jawa yang luasnya hanya 6,8 persen dari total luas Indonesia dihuni oleh 57,5 persen penduduk, sedangkan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk, serta dengan 118.320.256 jiwa (49,79%) bertempat tinggal di daerah perkotaan dan 119.321.070 jiwa (50,21%) tinggal di daerah perdesaan. Tentunya hal ini akan menurunkan daya tampung dan daya dukung lingkungan, utamanya daerah perkotaan, serta dapat menimbulkan banyak masalah lingkungan, sampah, banjir, kemacetan, dan masalah klasik lingkunagn perkotaan lainnya. Tuntutan atas kebutuhan dasar seperti pangan yang akhir-akhir ini semakin mahal dan sulit, jumlah lapangan kerja tidak seimbang dengan angkatan kerja baru serta peningkatan kriminalitas akibat kebutuhan pokok yang tidak terpenuhi juga merupakan efek dari ledakan penduduk.

Oleh karena permasalahan itulah, pelaksanaan SSK merupakan suatu yang urgen dilakukan di lembaga pendidikan, hal ini bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di masyarakat, sehingga diharapkan dengan adanya program SSK ini, dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas.

Kepala MAN 1 Gresik juga mengulas tentang program SSK yang sudah diterapkan di MAN 1 Gresik. Program SSK di MAN 1 Gresik terintegrasi dengan RPP, dan program pembelajaran lainnya. Semua fasilitas dan pola pembelajaran harus mengarah dan mengacu pada pentingnya Siaga Kependudukan. Mulai dari guru di kelas, pembelajaran vokasional atau keterampilan, dan juga pelayanan Bimbingan Konseling harus sesuai dengan kebutuhan daya kembang siswa.

Selain Kepala MAN 1 Gresik, dalam kesempatan tersebut ada pula Kadin KBPPPA Kab Gresik, Kabid Dalduk Provinsi Jawa Timur, Kabid KB & Dalduk KBPPPA yang diberikan kesempatan menyampaikan materi secara bergantian.

Leave a Comment